6 Tips Membangun High-Performance Team di Era Hybrid Tahun 2022

Goals Tahun 2015: Tips membangun high-performance team, winning culture, dan meningkatkan engagement.

Goals Tahun 2022: Tips membangun high-performance team, winning culture, dan meningkatkan engagement, meskipun tim tidak bertatap muka sepanjang hari dalam seminggu.

Hmm….. tampaknya beberapa perusahaan benar-benar menginginkan goals 2022 ini. Jelas, iya. Kalau kita lihat, menurut survei yang dilakukan Deloitte dengan judul 2021 Return to Workplaces Survey, 67% responden tetap melakukan kerja secara Remote dan 27% responden sudah beralih ke Hybrid. Dari sini, ada kemungkinan kalau model kerja tanpa tatap muka masih dipertahankan ke depannya.

Hybrid
2021 Return to Workplaces Survey - Deloitte

Pasti survei itu mengambil responden dari negara barat. Kan, bisa saja memang budaya mereka yang begitu. Bagaimana dengan negara timur? Oh, I’ll do you one better, bagaimana dengan Indonesia? Apakah pekerja Indonesia benar-benar ingin kerja Hybrid?

Jawabannya adalah iya. Pekerja Indonesia ingin adanya fleksibilitas lokasi bekerja atau biasa disebut dengan hybrid. Sebuah Press Release dari Ernst and Young Indonesia menunjukkan kalau 85% pekerja menginginkan fleksibilitas lokasi kerja, bahkan jam kerjanya juga. Inti yang bisa diambil adalah, selama dua tahun ini, yang berhasil melakukan disrupsi model kerja adalah Pandemi Covid-19. Namun, di sinilah, beberapa tantangan baru muncul untuk manager, teamlead, dan divisi HR.

Kondisi Hybrid di Indonesia
EY Indonesia PR Team - Majority of surveyed Southeast Asia (SEA) employees prefer not to return to pre-COVID-19 ways of working

Pada dasarnya, fundamental dari mengembangkan sebuah tim medioker menjadi high-performance teams itu sama. Tetapi, harus ada adaptasi atau perubahan karena sekarang anggota-anggota tim tersebut jarang sekali bertemu secara tatap muka. 

Susah pasti? Iya, tapi bukan berarti tidak bisa sama sekali. 

Di sini, kami telah menyusun 6 aturan atau tips membangun high-performance team terbaru yang bisa Anda, para manager, teamlead dan tim HR, lakukan bahkan ketika anggota tim tersebut bekerja tanpa tatap muka.

Tips Membangun High-Performance Teams dalam Lingkungan Hybrid 

Kami menyaring dan menyusun beberapa tips di bawah ini berdasarkan pengalaman pribadi dan bacaan dari Harvard Business Review maupun Deloitte. Dengan kata lain, kami berusaha memastikan kalau tips di bawah ini benar-benar practical dalam konteks pekerja di Indonesia. Mari kita mulai.

#1 Coba Berikan Kepercayaan 

Google, salah satu perusahaan yang bisa melakukan kerja hybrid jauh sebelum pandemi, pernah bilang sesuatu terkait hybrid ini. 

Apa salah satu pembeda dari tim yang sukses dan tidak sukses di kerja model hybrid?

tips membangun high-performance team

Jawabannya adalah trust.  

Tim dengan indeks kepercayaan dan keamanan psikologis tinggi memiliki tingkat produktivitas 40% lebih tinggi daripada tim yang rendah dalam dua hal tersebut. 

Jadi, coba buat sesi tanya jawab satu per satu dengan anggota tim. Kemudian, tanyakan beberapa contoh pertanyaan di bawah ini. Ingat, Anda harus menanyakan ini ke semua anggota tim, yang sedang hybrid ataupun yang on-site. 

  • Saya bisa kasih support apa ke Anda biar Anda tetap produktif?
  • Menurut Anda, cara apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kualitas teamwork tim? 
  • Adakah sesuatu yang sedang menekan fisik dan mental Anda saat bekerja? Kalau berkenan silakan bercerita nanti kita akan cari solusinya bersama.
  • Masalah apa yang Anda miliki saat di tim? 

#2 Memimpin dengan Sikap Empati

Menurut survei Deloitte yang di atas tadi, 97% responden setuju kalau seorang manager atau teamlead harus menunjukkan sikap dan aksi empati.

tips membangun high-performance team

Manager dapat menunjukkan empati dalam dua cara. Pertama, mereka dapat mempertimbangkan orang lain melalui empati kognitif (“Jika saya berada di posisinya, apa yang akan saya pikirkan sekarang?”). Pemimpin juga dapat fokus pada perasaan seseorang menggunakan empati emosional (“Berada di posisinya akan membuat saya merasa ___”). Namun, empati yang benar-benar akan efektif itu ketika Anda berjanji akan menangani tantangan tersebut secara langsung dan adil, kemudian tetap mau mendengarkan feedback mereka nantinya. 

#3 Tetapkan Aturan Kepegawaian Bersama-sama 

Untuk memastikan semua anggota selaras dengan kerja hybrid, sangat penting untuk menetapkan aturan dasar. Libatkan anggota tim Anda ketika Anda mengambil keputusan penting seperti siapa saja yang harus masuk kerja. Tetapkan prioritas dan tujuan yang jelas sehingga semua orang di tim Anda berfokus pada apa yang paling penting. Meeting harian atau dua harian adalah suatu keharusan bagi sebagian besar tim kolaboratif di luar sana, tetapi meeting tersebut menjadi lebih penting ketika beberapa anggota tim tidak berada di lokasi yang sama.

Sementara aturan-aturan dasar ini membantu individu mendapatkan kejelasan di masa uncertain seperti saat ini, tolong hindari juga bersikap kaku kepada mereka. 

#4 Pastikan semua Tim Mempunyai Perangkat Lunak yang Tepat

tips membangun high-performance team

Ada beberapa anggota tim yang tidak berada kantor. Pastikan mereka punya fasilitas yang dapat mendukung mereka tetap bekerja meskipun tidak di kantor. Berikut ini ada beberapa software essential untuk tim Anda yang pasti akan berguna saat hybrid.

  • Zoom sebagai video conferencing software
  • Amber untuk employee engagement yang lebih berkualitas
  • Slack Untuk team communication dan messaging
  • Google Suite untuk documents, files, dan shared folders
  • Lark sebagai software kolaborasi all-in-one karena sudah memiliki semua fitur yang ada di  Zoom, Slack, Google Suite, dan lainnya.

#5 Mendukung Fleksibilitas Sosial

Cara organisasi mendukung dan memberdayakan kesejahteraan anggota dalam tim harus teradaptasi dengan model kerja hybrid. Di masa-masa tidak baik seperti sekarang, mulai dari karena pandemi, ekonomi yang belum pulih dan lainnya, fokus pada kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja menjadi jauh lebih penting dari sebelumnya.

tips membangun high-performance team

Ingat, saat Anda menerapkan “ekosistem” kerja hybrid yang lebih lama, perusahaan Anda harus berpikir lebih jauh, lebih jauh lagi dari sekedar “work life balance”. Masa-masa sulit seperti ini telah menunjukkan bahwa kesejahteraan bukan hanya tentang “menyeimbangkan” pekerjaan dengan kehidupan, tetapi lebih cenderung ke bagaimana menemukan cara sustainable untuk mengintegrasikan keduanya. Kemungkinan cara yang bisa ditempuh adalah dengan cara memberikan fleksibilitas dan pilihan bagi pekerja.

#6 Produktivitas yang Lebih Purposeful

Model kerja hybrid yang diterapkan secara efektif mampu menjembatani kesenjangan antara produktivitas bisnis dan kemauan karyawan dengan berfokus pada “tiga E” yaitu work Effectiveness, workforce Empowerment, dan work Efficiency.

tips membangun high-performance team

Namun, dalam lingkungan hybrid di mana suatu tingkat aktivitas kurang bisa terlihat, Anda  harus mendefinisikan ulang seperti apa sebuah kesuksesan itu dengan indikator produktivitas yang lebih manusiawi. Secara keseluruhan, harus ada perubahan dalam bagaimana suatu kinerja itu dilihat maupun diukur. Di sini, para manajer sebaiknya juga berfokus pada pembinaan dan bimbingan kepada tim mereka untuk mencapai hasil yang lebih purposeful. 

Hybrid Teams Are Here to Stay

Ingat, dunia kerja global sedang berada di ambang disrupsi besar. Dunia kerja mungkin tidak akan sama lagi setelah semua ini terlalui nantinya. 

Kita semua belajar dari semua peristiwa ini, namun ada dua hal yang sudah pasti di depan mata: model kerja hybrid akan tetap ada, dan telah terjadi perubahan ‘lanskap’ talent. Jadi, apakah Anda ingin lebih tahu lagi terkait apa saja yang harus disiapkan saat mau menerapkan kerja hybrid, jika iya, kami dengan senang hati akan membantu. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

A. Alfan Alif

Categories:

Lark Suite

Share on:

To the top

Related Posts

Recent Posts