Apa Itu ROI? Pengertian dan Cara Menghitungnya

Mohamad Krisna

Share on:

Dalam dunia bisnis, Return on Investment adalah salah satu hal yang penting untuk dipahami setiap pebisnis dan investor.

Return on Investment penting untuk dimengerti karena berkaitan langsung dengan potensi untung dan risiko kerugian yang bisa saja terjadi. Beberapa pakar mengaitkan ROI dengan aset yang dapat diperoleh atau hilang dalam investasi.

Return on Investment (ROI) adalah tolok ukur keuntungan dalam berinvestasi atau berbisnis yang paling tepat. ROI bisa menjadi bagian penting untuk menentukan tingkat investasi yang tepat.

Return on Investment Adalah

Ilustrasi karyawan menghitung ROI

Return on Investment (ROI) adalah persentase pengembalian investasi secara keseluruhan dalam bisnis. Secara sederhana, ROI adalah tingkat pengembalian investasi.

Menghitung potensi ROI bisa menggunakan pembagian pendapatan (laba tahunan) dengan jumlah investasi pada waktu tertentu, atau investasi saat ini.

Nilai ROI dapat mengacu pada pembelian modal, aset, dan keseluruhan biaya yang dikeluarkan ketika berinvestasi atau menjalankan bisnis. ROI dapat bernilai positif yang artinya menghasilkan keuntungan, atau bernilai negatif yang berarti investasi menghasilkan kerugian.

Dari penjelasan di atas, Return on Investment adalah tolak ukur untuk menilai tingkat efisiensi sebuah investasi aset atau bisnis.

Selain itu, ROI juga menjadi gambaran peluang akan sebuah aset atau model bisnis. Perusahaan juga menggunakan perhitungan ROI untuk mengetahui keberhasilan bisnis dan efisiensi manajemen.

Manfaat Perhitungan ROI

Manfaat Return on Investment adalah mengukur efisiensi dalam berbagai aspek. Seperti mengukur efisiensi modal kerja, produksi, dan efisiensi penjualan pada bisnis.

Manfaat tersebut bisa didapatkan jika perusahaan menjalankan praktik manajemen keuangan dan akuntansi yang baik. Dengan demikian, anda dapat mengambil keputusan investasi secara tepat, baik dalam pendanaan dan pembelian.

ROI juga bisa digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan dibanding dengan bisnis lain yang bergerak dalam bidang sejenis. Jika perusahaan memiliki data industri.

Dengan data industri, maka perusahaan dapat melihat rasio industri. Dengan konsep analisis ROI, maka dapat dibandingkan tingkat efisiensi permodalan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.

Anda dapat melihat ROI untuk mengetahui persentase keuntungan perusahaan dari masing-masing produknya.

Bisa disimpulkan, Return on Investment adalah instrumen yang digunakan untuk perencanaan dan kontrol. Ini karena perusahaan menggunakan ROI sebagai bagian dasar dalam pengambilan keputusan.

Kekurangan ROI

Sayangnya, ROI memiliki kelemahan yakni susahnya membandingkan ROI antar perusahaan. Ini karena tiap perusahaan memiliki praktik akuntansi yang berbeda-beda.

Perbedaan ini dikarenakan tiap perusahaan memiliki perhitungan aktiva yang berbeda. Sehingga, perbedaan metode dalam menghitung ROI dapat memberikan gambaran yang salah pula.

Selain itu, dalam analisis ROI, tidak menyertakan unsur modal dalam penghitungannya. Akibatnya, ROI yang tinggi tidak dapat dinilai efektif jika belum dibandingkan dengan modal. Hal inilah yang membuat investor lebih fokus ke profit margin dan keuntungan investasi.

ROI juga memiliki kelemahan yaitu pengaruh nilai mata uang dapat berdampak pada profit margin. Ini disebabkan oleh perbedaan pembelian saat inflasi dan tidak inflasi.

Baca Juga: 10 Strategi Customer Service untuk Mengukur & Meningkatkan Produktivitas Perusahaan

Faktor Pengaruh ROI

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Return on Investment adalah persentase keuntungan dari keseluruhan aktiva perusahaan. Maka dari itu, ROI dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

1. Tingkat Perputaran Aktiva Perusahaan (Operating Assets)

Operating assets atau tingkat perputaran aktiva adalah kecepatan perputaran aktiva (kepemilikan aset) perusahaan dalam periode tertentu. 

Terlepas dari apakah ROI sedang mengalami keuntungan atau kerugian, perhitungan ini sangat bergantung pada tingkat perputaran aktiva perusahaan dalam seluruh kegiatan operasional.

2. Profit Margin

Sementara itu, profit margin adalah rasio keuntungan bersih dan penjualan bersih. Artinya, faktor ini dapat menjadi indikasi kemampuan sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan dan menilai efektivitas manajemen dalam menjalankan tugas operasional.

Kedua hal di atas sangat memengaruhi perhitungan persentase pengembalian investasi bisnis di masa yang akan datang.

Return on Investment adalah bentuk analisis rasio keuntungan yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. ROI juga berperan sebagai bahan pertimbangan ketika bisnis akan berekspansi.

Cara Menghitung ROI

Untuk memahami ROI lebih dalam, tentu anda juga perlu mengetahui cara menghitung ROI. Hal pertama yang perlu anda lakukan adalah mengumpulkan informasi dasar.

Informasi dasar yang diperlukan dalam menghitung Return on Investment adalah keuntungan investasi, nilai investasi awal, anggaran, dan periode waktu yang ditentukan. 

Maka dari itu, rumus menghitung Return on Investment adalah:

ROI = ((Pendapatan Total Investasi – Biaya Investasi Awal) ÷ Biaya Investasi Awal) x 100%

Agar anda semakin mudah memahami, baca juga contoh studi kasus menghitung ROI berikut ini. 

Contoh Menghitung ROI

Untuk lebih memudahkan dan memperjelas rumus menghitung ROI di atas, berikut ini ada tiga contoh menghitung Return on Investment yang bisa anda pelajari. Contoh di bawah ini berdasarkan kondisi dan skenario yang berbeda-beda.

Contoh Kasus 1

Perusahaan Maju Karya Bangsa akan berinvestasi sebesar 500 juta rupiah untuk sebuah proyek produk baru. Produk baru ini menghasilkan penjualan bagi perusahaan sebesar 800 juta rupiah. Besarnya nilai Return of Investment adalah?

ROI = ((Pendapatan Total Investasi – Biaya Investasi Awal) ÷ Biaya Investasi Awal) x 100%
ROI =((800.000.000 – 500.000.000) ÷ 500.000.000) x 100%
ROI = (300.000.000 ÷ 500.000.000) x 100%
ROI = 0,6 x 100% = 60%
Maka, nilai Return on Investment adalah 60%.

Contoh Kasus 2

Juna akan membeli saham PT Maju Bersama sebesar 50.000 lembar. Tahun 2017, saham perusahaan ini dijual seharga 1.250 rupiah per lembar. Tahun 2021 ini, Juna menjual saham ini di harga 4.000 rupiah tiap lembarnya. Berapa nilai ROI yang didapat Juna?

ROI = ((Pendapatan Total Investasi – Biaya Investasi Awal) ÷ Biaya Investasi Awal) x 100%
Biaya Investasi Awal = 50.000 x 1.250 = Rp. 62.500.000
Pendapatan Total Investasi = 50.000 x 4.000 = Rp. 200.000.000
ROI = ((200.000.000 – 62.500.000) ÷ 62.500.000) x 100%
ROI = (137.500.000 ÷ 62.500.000) x 100%
ROI = 2,2 x 100% = 220%
Maka, ROI yang didapat Juna sebesar 220%.
Nilai ROI yang bernilai melebihi 100% berarti hasil yang didapat dari investasi ini dapat menutup modal awal yang digunakan untuk berinvestasi. Artinya, menurut ROI investasi ini menghasilkan keuntungan.

Contoh Kasus 3

Perusahaan Karya Kreatif Bangsa mengiklankan produk terbaru mereka. Iklan tersebut memakan biaya sebesar 250 juta rupiah. Iklan tersebut menarik 4.000 orang untuk membeli produk mereka. Perusahaan mendapatkan hasil penjualan sebesar 300 juta rupiah. Berapa ROI yang didapat?

ROI = ((Pendapatan Total Investasi – Biaya Investasi Awal) ÷ Biaya Investasi Awal) x 100%
ROI = ((300.000.000 – 250.000.000) ÷ 250.000.000) x 100%
ROI = (50.000.000 ÷ 250.000.000) x 100%
ROI = 0.2×100% =20%
Maka, nilai ROI-nya adalah sebesar 20%

Kesimpulan

Itulah penjelasan mengenai Return on Investment (ROI), manfaat, dan contoh cara menghitung ROI. menghitung ROI memanglah tidak terlihat susah, namun tetap perlu dilakukan dengan teliti dan detail.

ROI juga dapat digunakan sebagai faktor tolok ukur dalam menilai bagus atau tidak sebuah investasi. Tentu dengan tidak mengabaikan faktor lain mengingat ROI juga memiliki kelemahan. Perlu diingat, ROI dapat membantu perusahaan atau bisnis dalam menentukan investasi yang akan dilakukan. 

Jika dilakukan dengan tepat, maka efisiensi badan bisnis juga dapat ditingkatkan.

Mohamad Krisna

Share on:

Categories: (1)

Karyawan
To the top