WTalk #2: Saatnya Hybrid Working, Kenali Keuntungan dan Tantangannya Sekarang

Indonesia, menurut laporan pemerintah, sedang mengalami tren penurunan penyebaran Covid-19.  Memang penurunan ini masih jauh dari kata aman, namun beberapa roda operasional bisnis perusahaan harus tetap berjalan. Untuk itu, beberapa perusahaan memiliki 3 pilihan working model. 3 pilihan working model itu adalah:

Kantor (Office): Dorong semua orang untuk kembali bekerja di kantor. Perlu dipahami, beberapa sektor bisnis perusahaan memang tidak bisa beroperasi kalau tidak di kantor atau di lapangan. Salah satu yang dengan keras menyuarakan hal ini adalah perusahaan investasi multinasional dan jasa financial, Goldman Sachs.

Jarak Jauh (Remote): Model ini cenderung menyuruh semua pekerjanya untuk bekerja di rumah. Bahkan perusahaan ini membolehkan pekerjanya untuk membawa fasilitas kantor yang dirasa perlu untuk produktivitas mereka.

Hibrida (Hybrid): Membolehkan pekerja untuk memilih bekerja remote atau atau bekerja di kantor kapanpun mereka mau. 

Nyatanya, banyak perusahaan yang ingin menerapkan Hybrid Working. Buktinya apa? Keuntungan dan tantangannya apa? Simak terus artikel ini untuk mengetahui jawabannya.

Hybrid Working, Sekarang, Nanti dan Masa Depan

Ada beberapa survey yang menunjukkan kalau hybrid working adalah keinginan mayoritas pekerja. Kita mulai dulu dari survei McKinsey. 

hybrid working

Dalam hasil survei McKinsey, hybrid working memiliki persentase tertinggi. Jadi, chart di atas menggambarkan kalau 40% pekerja memilih 21-50% ke kantor dan sisanya remote. Kemudian, 40% pekerja berikutnya memilih 51-80% ke kantor dan sisanya remote. Secara garis besar, banyak pekerja yang ingin hybrid (gabungan kantor dan remote).

Survei selanjutnya datang dari Buffer dalam reportnya yang berjudul The 2020 State of Remote Work.

hybrid working

Hasil dari survei itu mengatakan 98% pekerja ingin, setidaknya, ada beberapa hari dalam weekdays yang memungkinkan mereka bekerja secara remote. 

Oke, sekarang kita akan membahas beberapa perusahaan digital yang sudah beralih fully remote maupun hybrid.

Oktober 2020, Reddit mengumumkan perubahan besar dalam working modelnya. Berbulan-bulan saat pandemi COVID-19, sebagian besar pekerja Reddit “diharuskan” untuk bekerja secara remote. Lama-kelamaan, Reddit memutuskan untuk secara permanen beralih ke hybrid working. Pekerja Reddit sekarangi memiliki fleksibilitas untuk bekerja di mana pun mereka mau—mereka dapat memilih untuk melakukan pekerjaan mereka di kantor, dari rumah, atau dua-duanya.

hybrid working

Raksasa social media, Twitter, juga menjadi salah satu perusahaan teknologi besar yang menerapkan kerja hybrid ke dalam perusahaannya. Twitter mengumumkan bahwa mereka memperluas opsi untuk bekerja remote dan boleh mengunjungi kantor sesering yang mereka mau. 

Di tempat lain, perusahaan jual-beli cryptocurrency Coinbase juga menerapkan hal yang sama. Perusahaan ini mengiyakan model kerja “remote-first”.

Perusahaan teknologi berbasis di Jepang, Fujitsu, juga melakukan hal yang senada. Awalnya perusahaan ini mencoba melakukan eksperimen singkat remote saat sebelum pandemi. Namun, banyak yang tidak suka karena ada “perbedaan” antara pekerja kantor dan remote.

Sekarang, ketika Jepang mengharuskan kerja remote karena pandemi, pekerja Fujitsu banyak yang justru merasakan keuntungan. Bahkan, 55% dari mereka ingin hybrid dan 30% mereka ingin full dari rumah.

Microsoft sekarang menawarkan karyawannya opsi untuk bekerja remote setidaknya selama 3 hari kerja. Dan, the list goes on.

Hybrid workplace memprioritaskan employee experience. Menurut Harvard Business Review, dalam jangka pendek, hybrid workplace menawarkan jaminan vital dan ketahanan saat pandemi mereda dan bisnis mulai full dibuka kembali nantinya. Di sisi lain, dalam jangka panjang, hybrid workplace menawarkan fleksibilitas bagi mereka yang menginginkannya dan hal ini, kemungkinan besar, dapat meningkatkan kebahagiaan pekerja serta menghemat biaya, termasuk biaya sewa kantor. 

Ingat, hybrid workplace sudah bukan lagi nanti; ini sudah, sedang dan akan ada terus kedepannya.

Keuntungan dari Hybrid Working

Peningkatan Produktivitas

Secara historis, beberapa manajer memandang kerja hybrid dengan rasa curiga. Faktanya, dalam sebuah paper penelitian oleh Microsoft tentang dampak pandemi pada kinerja perusahaan di seluruh Eropa, 82% manajer mengatakan hybrid working perusahaan mereka sudah menyamai tingkat produktivitas non-hybrid, bahkan cenderung lebih.

Ini masuk akal. Di tempat hybrid, pekerja, secara fleksibel, dapat memanfaatkan waktu mereka dengan lebih baik. Mereka dapat memilih untuk menghindari proses commute yang panjang. Mereka dapat memilih untuk bekerja ketika mereka merasa paling produktif, apakah itu di tengah malam atau di pagi hari. 

Employee Happiness

Bekerja di manapun dan (mungkin) kapanpun memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kepuasan karyawan. Dalam riset SurveyMonkey tahun 2020, karyawan yang bekerja fully remote merasa lebih bahagia daripada kolega mereka yang tetap bekerja di kantor. Ada beberapa alasan untuk hal ini, mulai dari manfaat psikologis karena bisa mengambil kendali penuh atas jadwal mereka hingga sekadar bekerja sambil ditemani hewan peliharaan kesayangan dan lainnya. 

Tetapi bagi sebagian orang lainnya, fully remote dapat membuat mereka merasa kesepian. Di sinilah model hybrid mengambil peran. Hybrid workplace memungkinakan pekerja datang ke kantor untuk sekedar berinteraksi dengan beberapa kolega.

Keamanan Selama Pandemi

Vaksinasi mulai dijalankan, namun para ahli kesehatan memperingatkan bahwa langkah-langkah distancing dan protokol kesehatan akan tetap berlaku untuk beberapa waktu kedepan. Hybrid workplace membantu pekerja tetap aman selama pandemi, mengurangi jumlah orang di kantor pada waktu tertentu, menciptakan ruang pribadi yang cukup, dan mempermudah proses menjaga jarak. 

Berbagai benefits lainnya dari hybrid working, kemungkinan besar, kita tahu. Namun, seperti halnya dua sisi koin, hybrid working juga memiliki tantangan yang justru Anda harus tahu lebih dulu daripada keuntungannya.

Apa saja challenges dari Hybrid Working? 

Tidak semua orang dan semua industri dapat melakukan Hybrid Working. Itu menjadi satu tantangan. Apakah ada tantangan lain? Tentu ada. Berikut ini daftar singkatnya:

  • Pandemi yang belum kelihatan ujungnya dapat meningkatkan anxiety pekerja.
  • Keterbatasan dalam berkolaborasi dan berkomunikasi antar karyawan bisa saja membuat seorang pekerja merasa terisolasi
  • Ada kesulitan tertentu dalam memaksimalkan departemen yang sedang menerapkan hybrid 
  • Meminimalisir pekerjaan-pekerjaan administratif yang bersifat offline.
  • Ada beberapa pekerja yang lebih suka kerja di kantor bersama kolega
  • Customer service yang agak terbatas karena tidak bertemu secara tatap muka
  • Dan lainnya….

Terus apa solusi dari tantangan tersebut?

Tenang, Anda akan mendapatkan jawabannya saat Anda bergabung dengan virtual event WTalk. Anda bisa ikut gabung ke obrolan santai bersama para expert yang akan membahas masalah ini. 

Virtual event ini gratis tapi limited slots ya….

Segera klik banner ini untuk gabung dengan obrolan santai tentang “The Future of Work: Hybrid Workplace After Pandemic”. 

hybrid working di indonesia

Hanya obrolan santai? Tentu tidak, akan ada segelas kopi hangat yang akan datang di pintu depan Anda. Penasaran? Silakan coba.

 

Tonton video di bawah ini untuk mendapatkan gambaran awal topik pembahasan.

Klik banner ini untuk gabung juga bisa
A. Alfan Alif

Share on:

To the top

Related Posts

Recent Posts