roster kerja adalah

Roster Kerja Adalah: Arti dan Manfaatnya untuk Pertambangan

Share on:

Industri pertambangan tidak akan dapat beroperasi maksimal tanpa adanya sistem kerja yang terstruktur dan jelas. Salah satu sistem penting yang digunakan adalah roster kerja. Roster kerja adalah pengaturan jadwal kerja yang disusun secara sistematis untuk mendukung kelangsungan operasional, keselamatan pekerja, dan efisiensi perusahaan.

Sektor tambang yang mengharuskan operasional 24 jam serta sering berlokasi di remote area, sangat bergantung pada sistem roster dalam memastikan keberlangsungan produktivitas kerja. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang apa itu roster kerja, jenis-jenisnya, manfaatnya dalam industri pertambangan, serta cara menerapkannya secara efektif.

Apa Itu Roster Kerja?

Apa Itu Roster Kerja

Menurut Safe Work Australia (2020), roster kerja adalah sistem manajemen jadwal kerja sebagai pengatur rotasi kerja karyawan, meliputi jam kerja, hari kerja, bahkan hari libur, selama periode tertentu dengan pengaturan terstruktur. Dalam konteks industri, terutama pertambangan, sistem ini sangat penting karena kegiatan operasional biasanya berlangsung 24 jam penuh dan melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar.

Jika Anda bertanya, “roster itu artinya apa?”, secara harfiah arti kata roster kerja adalah ‘daftar atau susunan giliran’. Sedangkan pertanyaan seperti roster termasuk pekerjaan apa? bisa dijawab dengan cukup jelas: roster kerja adalah bagian dari sistem manajemen tenaga kerja atau human resource management, terutama di sektor yang memerlukan kerja bergiliran seperti pertambangan, migas, manufaktur, hingga kesehatan.

Tantangan dalam Penerapan Roster Kerja di Industri Pertambangan

Tantangan dalam Penerapan Roster Kerja di Industri Pertambangan

Meski bermanfaat, penerapan roster kerja di industri tambang kerap menghadapi kendala. Lokasi terpencil, jam kerja panjang, dan kondisi tenaga kerja menjadi faktor yang mempersulit implementasi yang optimal. Berikut adalah beberapa tantangan penerapan roster kerja:

Kelelahan ekstrem akibat rotasi yang tidak seimbang

Industri pertambangan sering menerapkan shift panjang seperti 12 jam atau sistem FIFO. Dalam kondisi ini, rotasi kerja yang tidak seimbang dapat meningkatkan risiko kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Kelelahan kronis menjadi masalah serius yang berdampak langsung pada keselamatan dan produktivitas kerja.

Sebuah studi menunjukkan bahwa operator haul dump truck di tambang batubara mengalami beban mental tinggi dan kurang tidur. Sebanyak 61,8% pekerja tidur kurang dari 7 jam per hari, dan 44,7% lainnya melaporkan tingkat kelelahan sedang sebagai keluhan utama.

Selain kurang tidur, gangguan jam tidur akibat shift malam dan durasi kerja panjang juga memperparah kelelahan pada pekerja tambang. Kondisi ini berdampak pada fisik, mental, dan emosional, serta dapat mengganggu keselamatan kerja secara langsung.

Penolakan dari karyawan terhadap perubahan jadwal

Perubahan jadwal kerja sering menimbulkan penolakan dari karyawan, terutama jika dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Banyak pekerja merasa kebiasaan mereka terganggu atau haknya diabaikan, apalagi jika perubahan roster memengaruhi waktu istirahat, keluarga, atau pengaturan pribadi lainnya. Hal ini bisa menimbulkan ketegangan antara manajemen dan karyawan, serta menurunkan motivasi dalam bekerja.

Penolakan juga muncul ketika karyawan merasa tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Kurangnya transparansi dan ketidaksiapan dalam menyosialisasikan kebijakan baru dapat membuat perubahan jadwal terasa memaksa. Untuk mengatasi ini, perusahaan perlu membangun komunikasi dua arah dan memberikan ruang bagi karyawan untuk menyampaikan masukan sebelum jadwal baru diterapkan.

Kesulitan menjaga work‑life balance bagi pekerja FIFO (Fly-In, Fly-Out)

Sistem kerja FIFO mengharuskan pekerja tinggal jauh dari rumah selama beberapa minggu dan bekerja dalam shift panjang, biasanya 12 jam per hari. Pola ini sering menimbulkan tekanan tinggi terhadap keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Meski ada waktu istirahat setelah masa kerja, jarak emosional dengan keluarga dan lingkungan tetap sulit dijembatani. Banyak pekerja merasa terisolasi, stres, dan kesulitan menjalankan peran sebagai kepala keluarga saat kembali ke rumah.

Selain itu, hubungan keluarga dan kehidupan rumah tangga sering mengalami ketegangan akibat jadwal rotasi yang tidak stabil. Pekerja dan pasangan mereka menghadapi tantangan dalam menyesuaikan peran saat berada di lokasi kerja dan saat kembali ke rumah, mulai dari mengelola komunikasi hingga menangani tanggung jawab rumah tangga dan emosional.

Kurangnya Fleksibilitas dalam Penyesuaian Roster

Penerapan jadwal kerja yang terlalu kaku di industri pertambangan sering menyulitkan perusahaan menyediakan ruang untuk penyesuaian mendesak. Contohnya seperti kebutuhan kesehatan, urusan keluarga, atau kondisi cuaca ekstrem. Artikel dari MSHA Safety Services menyoroti bahwa jadwal shift panjang dan rotasi kerja yang padat menghambat fleksibilitas, yang akhirnya memberi tekanan pada integrasi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja.

Meski demikian, penggunaan teknologi modern mulai membuka peluang fleksibilitas tanpa mengorbankan efisiensi. Software roster digital telah terbukti membantu penyusunan jadwal otomatis yang responsif terhadap kondisi real-time, sekaligus mengurangi konflik penjadwalan. Implementasi solusi seperti ini terbukti meningkatkan produktivitas hingga 10%, meningkatkan keselamatan melalui pola kerja yang lebih seimbang, dan memangkas biaya lembur secara signifikan (hingga 20–30%)

Jenis-Jenis Roster Kerja

Jenis Jenis Roster Kerja

Dalam praktiknya, ada berbagai jenis roster kerja yang diterapkan di industri pertambangan. Pemilihannya disesuaikan dengan lokasi proyek, kebutuhan operasional, serta jarak antara lokasi kerja dan tempat tinggal pekerja. Berikut ragam jenis roster kerja yang banyak diterapkan:

Roster 6:1

Pola ini artinya pekerja masuk selama enam hari berturut-turut, lantas mendapatkan satu hari libur. Roster ini umum diterapkan di lokasi tambang yang masih relatif dekat dengan pemukiman sehingga rotasi dapat dilakukan dengan cepat.

Roster 4:2

Roster ini melibatkan empat minggu kerja diikuti dengan dua minggu istirahat. Sistem ini cocok diterapkan pada lokasi tambang yang cukup jauh dari kota namun masih dapat dijangkau dengan transportasi darat atau udara secara berkala.

Roster 8:2

Apa itu roster 8:2? Pola ini artinya delapan minggu bekerja di site, kemudian dua minggu libur atau cuti. Lazimnya diterapkan pada wilayah tambang remote area, misalnya pedalaman Papua atau Kalimantan. 

Roster FIFO (Fly In Fly Out)

Sistem ini mengharuskan pekerja untuk terbang ke lokasi kerja, biasanya tambang yang sangat terpencil, bekerja selama periode tertentu (misalnya 14 hari), lalu kembali untuk cuti. FIFO sangat umum di Australia dan mulai banyak diterapkan di Indonesia.

Roster Shift 12 Jam

Dalam sistem ini, waktu kerja dibagi dalam dua shift, siang dan malam, masing-masing 12 jam. Cocok diterapkan untuk operasi pertambangan 24 jam, meski harus diawasi ketat untuk mencegah kelelahan.

Manfaat Roster Kerja dalam Industri Pertambangan

Menggunakan sistem roster kerja yang tepat akan memberi manfaat signifikan, baik bagi perusahaan maupun tenaga kerja. Berikut manfaat utama penerapan roster kerja pada industri pertambangan:

Menjamin keberlangsungan operasi 24 jam

Sistem shift yang diatur melalui roster kerja adalah membuat pergantian antar tenaga kerja lebih terorganisir. Hal ini membantu meminimalkan risiko pekerjaan tidak terselesaikan akibat kekurangan staf atau ketidaksiapan tenaga kerja. Selain itu, menurut ILO, jadwal kerja yang konsisten mendukung kelangsungan proses produksi yang stabil dan minim gangguan.

Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

Studi Journal of Occupational and Environmental Medicine menyebutkan bahwa pekerja yang memiliki jadwal kerja tidak teratur cenderung mengalami tingkat stres dan kelelahan lebih tinggi. Roster kerja yang terencana memungkinkan adanya waktu istirahat yang cukup, mengurangi risiko kelelahan kronis, dan menjaga konsentrasi selama bekerja. Tentu ini jadi faktor yang penting diperhatikan pada lingkungan kerja dengan risiko tinggi, seperti tambang.

Transparansi dan kepastian bagi karyawan

Kepastian jadwal menciptakan prediktabilitas yang tinggi, sangat penting bagi perencanaan pribadi pekerja, terutama mereka yang harus tinggal jauh dari keluarga karena lokasi kerja terpencil. Menurut MIHR, kepastian ini juga berkontribusi terhadap peningkatan loyalitas dan kepuasan kerja, karena pekerja merasa kebutuhan pribadi mereka juga diperhitungkan oleh manajemen.

Mendukung efisiensi logistik dan transportasi

Manfaat lain penerapan roster kerja adalah juga membantu dalam perencanaan logistik seperti pengangkutan pekerja dari dan ke lokasi tambang, pengadaan akomodasi, serta konsumsi. Ketika pola rotasi sudah dipetakan dengan baik, maka pengaturan kendaraan, catering, hingga pemesanan tiket penerbangan pun menjadi lebih efisien dan hemat biaya.

Cara Menerapkan Roster Kerja yang Efektif

Roster kerja adalah sistem tak terpisahkan untuk mendorong efektivitas industri. Agar dapat menerapkan roster kerja secara efektif, baik pada industri pertambangan maupun industrial secara umum, terdapat beberapa hal berikut yang perlu diperhatikan: 

Lakukan analisis beban kerja dan kebutuhan tenaga

Step pertama penerapan roster kerja adalah proses analisis menyeluruh terhadap beban kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di setiap divisi. Hal ini mencakup mengidentifikasi jam kerja kritis, intensitas tugas, serta area operasional yang memerlukan kehadiran personel secara konstan.

Analisis ini juga harus mempertimbangkan siklus produksi tambang, fluktuasi permintaan, serta periode-periode maintenance. Berbekal data akurat, perusahaan akan dapat menentukan kebutuhan mulai jumlah shift, durasi kerja, hingga rotasi yang paling efisien serta adil bagi karyawan.

Libatkan karyawan dalam perencanaan jadwal

Efektivitas roster kerja adalah hasil kolaborasi antara manajemen dengan keterlibatan pekerja. Keterlibatan karyawan dalam merancang jadwal akan menghasilkan sistem yang lebih diterima dan minim penolakan. Diskusi dan komunikasi terbuka sangat penting untuk mendengarkan aspirasi dan kendala dari pihak lapangan.

Dengan keterlibatan pekerja, perusahaan dapat melakukan adjusment roster sesuai kebutuhan pekerja tanpa mengganggu operasional. Ini meningkatkan rasa memiliki terhadap kebijakan kerja dan memperkuat budaya kerja kolaboratif. Hal ini juga dikuatkan oleh studi dari International Journal of Human Resource Studies (2021) yang menekankan pentingnya pendekatan partisipatif dalam penjadwalan tenaga kerja.

Gunakan teknologi untuk monitoring dan penyesuaian

Teknologi memainkan peran krusial dalam mendukung roster kerja modern. Keberadaan software manajemen tenaga kerja berbasis cloud seperti HRIS Haermes untuk membuat roster based on real-time data secara otomatis. Tentu ini mempermudah penyesuaian cepat jika ada pekerja yang cuti mendadak, serta mendukung pelaporan yang transparan untuk audit dan pengambilan keputusan strategis. 

Selain itu, platform seperti Haermes telah digunakan di industri pertambangan untuk mengurangi risiko kelelahan dengan mensimulasikan berbagai skenario jadwal dan memberi rekomendasi perubahan waktu shift.

Evaluasi berkala dan perbaikan berkelanjutan

Roster kerja bukanlah kebijakan yang bersifat tetap. Evaluasi berkala sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah sistem yang berjalan masih sesuai dengan kebutuhan aktual dan kondisi pekerja.

Evaluasi dapat melibatkan survei kepuasan kerja, analisis produktivitas, serta laporan keselamatan kerja. Hasil evaluasi ini harus direspons dengan penyesuaian atau inovasi agar sistem roster tetap adaptif dan relevan dengan dinamika lapangan. Pendekatan ini juga didukung dalam publikasi oleh Minerals Council of Australia mengenai praktik roster berkelanjutan (2021).

Solusi Software Roster Haermes untuk Menyederhanakan Penjadwalan Karyawan

aplikasi hr haermes

Mengelola jadwal kerja karyawan membutuhkan keseimbangan antara ketersediaan tenaga kerja, kepatuhan aturan, dan kebutuhan operasional. Tanpa sistem yang terstruktur, proses ini memakan waktu dan rawan kesalahan.

Haermes adalah sistem HRIS yang dirancang untuk mempermudah penjadwalan roster, pelacakan jam kerja, dan manajemen ketidakhadiran. Fitur otomatisasi Haermes membantu HR membuat jadwal yang akurat, fleksibel, dan sesuai regulasi, tanpa bergantung pada spreadsheet manual.

Mengapa Memilih Haermes?

  • Penjadwalan otomatis dan fleksibel
    Buat roster kerja tetap, rotasi, atau fleksibel dalam hitungan klik. Haermes menyesuaikan jadwal dengan kebutuhan operasional dan regulasi yang berlaku.
  • Pantauan kehadiran real-time
    Lacak kehadiran, perubahan shift, dan keterlambatan secara langsung untuk mencegah jadwal bentrok dan absensi mendadak.
  • Manajemen cuti yang efisien
    Permintaan cuti dan absensi terekam otomatis, memudahkan perencanaan tenaga kerja tanpa gangguan operasional.
  • Akses mandiri bagi karyawan
    Karyawan dapat melihat jadwal, mengajukan tukar shift, dan memperbarui ketersediaan langsung melalui aplikasi mobile.

Tak perlu lagi khawatir tentang kesalahan dalam penjadwalan atau masalah ketidakhadiran mendadak. Coba Haermes sekarang dan rasakan kemudahan dalam mengelola karyawan tambang secara efisien.

Ingin Pengelolaan Roster Kerja yang Lebih Efisien? Haermes HRIS Solusinya!

Dengan Haermes HRIS, kelola roster kerja karyawan Anda secara otomatis dan efisien. Solusi cerdas untuk mempermudah perencanaan jadwal, pemantauan jam kerja, dan pengelolaan absensi tanpa ribet.

Hubungi SalesDemo Gratis Sekarang

Share on:

Author

Wahyu Dwi

Categories: (1)

Haermes

Tags: (1)

Roster Kerja
To the top