Kunci Sukses Bisnis Melalui Strategi Marketing Funnel

Mohamad Krisna

Share on:

Pemasaran dalam bisnis tidak hanya mengedepankan promosi dan membakar uang. Namun, memaksimalkan promosi tersebut agar hasilnya dapat dirasakan bisnis dalam bentuk peningkatan pembelian misal. Anda dapat mendalami konsep ini sebagai marketing funnel dalam artikel ini.

Menjalankan bisnis adalah sebuah seni. Tidak ada formula pasti yang dapat digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi. Termasuk dalam pemasaran sebuah bisnis.

Banyak bisnis yang rela menghamburkan uang untuk promosi. Melalui iklan, promo, diskon, dan sewa jasa influencer, namun tidak melihat dan mengukur imbal hasil yang diperoleh dari upaya tersebut. Atau biasa disebut jorjoran membakar uang.

Menerapkan marketing funnel bagi bisnis artinya benar-benar memaksimalkan potensi promosi. Sehingga, promosi anda dapat menghasilkan sesuai dengan tujuan bisnis yang anda kehendaki. Mari kita bahas selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Marketing Funnel?

Marketing funnel adalah tahapan yang dilalui seseorang ketika menemukan brand anda hingga menjadi konsumen.

Konsep ini digunakan untuk menjelaskan proses ketika seseorang tidak mengenali brand anda, lalu mulai mengenal dengan mencari tahu, mempertimbangkan untuk membeli, pembelian, hingga menjadi konsumen setia. Dalam marketing funnel, secara umum terdapat 4 tahapan, yaitu:

Attention (Perhatian)

Dalam tahap pertama ini menjelaskan ketika seseorang belum pernah mengetahui tentang produk dan jasa anda. Lalu, mereka melihat iklan produk anda, membaca konten di sosial media anda, atau mendengar anda dari rekomendasi teman mereka.

Interest (Ketertarikan)

Setelah prospek pelanggan tersebut tertarik perhatiannya, mereka biasanya akan berpikir bahwa produk dan jasa anda dapat memecahkan masalah mereka. Dari sinilah mulai muncul ketertarikan untuk mengetahui lebih tentang brand perusahaan anda.

Desire (Keinginan)

Tahap selanjutnya adalah timbulnya keinginan. Ini terjadi setelah konsumen mencari tahu brand lebih dalam dan memutuskan untuk melakukan transaksi pembelian.

Action (Aksi)

Aksi yang dimaksud adalah ketika prospek konsumen melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan bisnis anda. Seperti membeli produk anda, membuat jadwal demo jasa anda, atau aksi-aksi lain yang anda inginkan.

Baca Juga: 4 Cara Mengidentifikasi Pain Point dan Meningkatkan Customer Experience

Tahapan Marketing Funnel

Dalam dunia pemasaran, terdapat istilah stage. Stage merupakan sebutan bagi setiap tahap-tahap dalam pemasaran sebuah perusahaan. Berikut ini ilustrasinya.

Masing-masing tahapan di atas terbagi sesuai dengan segmentasi konsumen dan prospek. Tentu saja, setiap tahap menerapkan strategi yang berbeda agar calon konsumen dapat memasuki tahap selanjutnya.

Bentuk tiap stage yang mengerucut layaknya corong memang menggambarkan tahapan ideal dalam marketing. Tidak jarang, calon konsumen berhenti di tengah jalan dan tidak memasuki tahapan selanjutnya.

Misalnya saja, anda memasang iklan di media sosial, lalu ada 100 orang yang tertarik dengan iklan tersebut dan berlangganan jasa anda.

Namun, dari 100 orang, ternyata hanya 70 orang saja yang menunjukkan ketertarikan dan melanjutkan langganan mereka di bulan berikutnya. Sisanya, sebanyak 30 orang memilih untuk tidak menggunakan jasa anda. Artinya, mereka tidak melanjutkan ke tahap selanjutnya atau disebut churn.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan lebih detail tahapan dalam marketing funnel.

1. Awareness (Kesadaran)

Tahap ini adalah proses awal dalam perjalanan konsumen mengenali brand anda. Awareness adalah tingkat kesadaran konsumen akan sebuah brand yang memiliki produk dan jasa tertentu.

Produk dengan tingkat awareness yang tinggi, bisa juga disebut sebagai top of mind. Seperti misal, apa yang tersirat dalam pikiran anda jika mendengar air mineral, atau air mineral dalam kemasan? Kemungkinan besar adalah produk air minum dalam kemasan bernama Aqua.

Artinya, Aqua sudah menjadi top of mind di masyarakat. Semakin tinggi tingkat awareness produk, dapat meningkatkan nilai penjualan produk tersebut juga.

2. Interest (Ketertarikan)

Saat konsumen telah memiliki awareness yang cukup, barulah mereka dapat memasuki tahap berikutnya, yaitu muncul ketertarikan.

Pada tahap ini, calon konsumen mulai mencari tahu tentang anda. Seperti brand anda, dan produk atau jasa yang perusahaan anda tawarkan. Ketertarikan bisa muncul jika calon pembeli tersebut merasa produk anda bisa menjadi solusi bagi permasalahan mereka.

Ciri yang paling mudah untuk melihat ketertarikan orang dengan produk anda adalah melalui Google. Ya, semakin banyak hasil pencarian Google terhadap produk artinya semakin tinggi ketertarikan orang terhadap produk tersebut.

3. Consideration (Pertimbangan)

Proses selanjutnya dari marketing funnel adalah pertimbangan. Artinya, setiap calon konsumen yang telah melewati fase interest dapat melalui tahap lanjutan yang satu ini.

Tahap pertimbangan harus dilalui terlebih dahulu sebelum seorang calon pelanggan melakukan transaksi. Pertimbangan biasanya disebabkan oleh 2 hal, yaitu nilai produk dan harga yang anda tawarkan kepada pembeli.

Nilai adalah bagaimana produk anda dilihat oleh konsumen. Apakah produk anda berhasil menyelesaikan masalah mereka? Atau produk anda memiliki kegunaan sesuai dengan janji yang ada berikan kepada konsumen?

Sedangkan, harga merupakan tolok ukur seberapa besar konsumen mau mengeluarkan uang mereka untuk menggunakan produk dan jasa anda.

4. Sales (Penjualan)

Jika konsumen merasa nilai dan harga yang ditawarkan produk atau sebuah jasa sudah sesuai, ada kemungkinan besar mereka akan menggunakan produk tersebut.

Hanya pada tahap sales dan repeat sajalah sebuah bisnis dapat menghasilkan uang. Karena, pada dua tahap ini, konsumen sudah mulai menggunakan produk atau jasa anda. Sehingga, mereka sudah melakukan transaksi dengan bisnis anda.

5. Repeat 

Pada tahap terakhir ini adalah pengulangan. Artinya, dalam tahap ini terdapat konsumen yang membeli ulang produk anda.

Tingkat keberhasilan sebuah produk di pasaran biasanya dihitung berdasarkan 2 tahap, yaitu pada tahap sales dan repeat. Karena, kedua tahap tersebut merupakan tahap dimana perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan atau penawaran jasa.

Contoh Funnel dalam Pemasaran

Setiap bisnis bisa memiliki funnel atau corong dalam pemasarannya masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh model dan jenis bisnis yang dijalankan.

Terkadang, funnel juga dapat berbeda disebabkan tempat berjalannya sebuah bisnis. Seperti misal, toko berbasis retail dan memiliki toko fisik, tentu sangat berbeda funnel-nya dengan toko digital yang memanfaatkan marketplace. Berikut ini contoh untuk memudahkan anda memahami marketing funnel.

contoh marketing funnel

Dari contoh di atas, anda dapat memahami beberapa hal. Salah satunya adalah kelebihan marketing funnel yang dimiliki toko ecommerce yang bersifat digital.

Bisnis ecommerce yang berbasis digital biasanya lebih unggul daripada toko yang berbasis konvensional. Karena, toko digital biasanya memiliki fitur yang dapat mengumpulkan data-data penjualan dan konsumen secara otomatis.

Seperti misal, dengan website ecommerce anda dapat mengetahui berapa jumlah pengunjung situs anda setiap harinya. Berbeda dengan toko konvensional.

Kesimpulan

Marketing funnel dapat menjelaskan tahapan yang dilalui konsumen saat berinteraksi dengan brand. Strategi ini dapat anda terapkan untuk memahami dan menganalisis tahap mana yang mungkin kurang optimal.

Semisal, anda menggunakan strategi promosi dengan Google Ads dan konten media sosial yang lumayan gencar. Namun, kebanyakan calon konsumen hanya berhenti hingga tahap Awareness saja.

Itu artinya, anda dapat mengoptimalkan tahap Awareness, seperti meningkatkan kualitas konten dan mengubah strategi iklan anda. Agar calon konsumen tetap tertarik dan dapat melanjutkan ke funnel berikutnya.

Mohamad Krisna

Share on:

Categories: (1)

Karyawan
To the top