Perlindungan data bukan lagi sekadar “opsi” melainkan keharusan, terutama bagi organisasi dan lembaga di Indonesia. Data Masking menjadi salah satu strategi penting dalam menjaga kerahasiaan informasi sensitif—dengan menyamarkan data asli agar tidak mudah dikenali—sementara tetap menjaga struktur agar sistem tetap berfungsi. Di tengah meningkatnya ancaman siber dan kebocoran data, organisasi perlu memperkuat mekanisme keamanan agar data pribadi tidak jatuh ke tangan yang salah.
Kelompok pengawas seperti CSIRT melaporkan bahwa selama empat tahun terakhir, sekitar 94,22 juta data penduduk Indonesia telah dikabarkan bocor. Dampak dari kebocoran data bisa sangat besar: mulai dari kerugian finansial, pencurian identitas, hingga rusaknya reputasi lembaga atau perusahaan. Dengan regulasi baru seperti UU PDP yang memberikan sanksi lebih ketat terhadap pelanggaran data, perlindungan data menjadi semakin vital dalam setiap aspek operasi organisasi di Indonesia.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai berbagai aspek terkait Data Masking, mulai dari pengertian dan tujuan utamanya hingga penerapannya dalam berbagai industri. Anda juga akan mengetahui bagaimana data masking berperan dalam strategi perlindungan data yang lebih luas, serta peranannya dalam membantu organisasi mematuhi regulasi seperti UU PDP dan GDPR. Selain itu, akan dibahas berbagai teknik dalam data masking yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik organisasi, serta tantangan yang mungkin dihadapi dalam penerapannya. Tanpa berlama-lama, mari kita bahas satu persatu.
Apa Itu Data Masking? Definisi dan Tujuan Utama

Data Masking adalah proses penggantian data asli yang sensitif dengan data palsu yang tampak realistis, tetapi tidak dapat digunakan atau dikenali oleh pihak yang tidak berwenang. Tujuan utama dari data masking adalah untuk menjaga kerahasiaan data pribadi atau informasi penting sambil tetap mempertahankan struktur dan format yang dibutuhkan oleh aplikasi atau sistem. Dengan kata lain, data masking memungkinkan data yang digunakan untuk pengujian, pengembangan, atau analisis tetap valid, tetapi tanpa membahayakan privasi atau keamanan data sensitif.
Menurut TechTarget, data masking adalah teknik yang digunakan untuk menyembunyikan data sensitif dengan menggantinya dengan data yang masih memiliki format yang sesuai, namun tidak mengungkapkan informasi asli yang seharusnya dilindungi. Ini adalah cara yang efisien untuk memastikan data tetap terlindungi dalam berbagai skenario, baik itu saat dipindahkan, digunakan untuk analisis, atau digunakan dalam lingkungan yang tidak sepenuhnya aman. (techtarget.com)
Tujuan Utama Data Masking
- Melindungi Data Sensitif
Data masking bertujuan untuk mencegah kebocoran data sensitif seperti informasi pribadi, finansial, dan medis yang dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak berwenang. - Memastikan Kepatuhan terhadap Regulasi
Data masking membantu organisasi mematuhi regulasi perlindungan data seperti UU PDP di Indonesia dan GDPR di Eropa, yang mengharuskan data pribadi untuk dilindungi dengan cara yang aman. - Mendukung Proses Pengujian dan Pengembangan Sistem
Data masking memungkinkan pengembang dan tim pengujian untuk menggunakan data yang tampak nyata tanpa perlu mengakses data asli yang sensitif, menjaga lingkungan pengembangan tetap aman. - Mengurangi Risiko Penyalahgunaan Data
Dengan mengganti data asli dengan data palsu yang tampak valid, data masking mengurangi kemungkinan penyalahgunaan informasi oleh pihak yang tidak berwenang, baik itu di dalam maupun di luar organisasi.
Peran Data Masking dalam Strategi Perlindungan Data

Data Masking berperan penting sebagai lapisan perlindungan tambahan dalam strategi keamanan data, terutama dalam melindungi informasi sensitif baik di lingkungan produksi maupun pengujian. Teknik ini menyembunyikan data asli dan menggantinya dengan data yang tampak valid tetapi tidak dapat digunakan atau dikenali oleh pihak yang tidak berwenang. Dalam konteks ini, data masking memungkinkan organisasi untuk tetap menjalankan operasi atau pengujian tanpa mengekspose informasi pribadi yang sensitif.
Penting untuk membedakan Data Masking dari solusi perlindungan data lainnya seperti Data Loss Prevention (DLP). DLP berfokus pada pencegahan kebocoran data dengan mengidentifikasi dan mengontrol pergerakan data sensitif di seluruh sistem. Sementara itu, data masking lebih mengutamakan menyamarkan data untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam pengujian atau pengolahan tidak terekspos secara langsung, bahkan jika terjadi kebocoran.
Perbedaan Utama:
- DLP: Mencegah kebocoran data secara aktif.
- Data Masking: Menyembunyikan data untuk melindunginya, terutama saat digunakan di lingkungan yang kurang aman.
Contoh Data Masking:


Fitur Utama dari Solusi Data Masking

Data Masking merupakan salah satu solusi yang efektif untuk melindungi data sensitif dalam berbagai konteks, baik itu di lingkungan pengujian, pengembangan, atau operasional. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, data masking dapat menyamarkan data asli sehingga tetap aman, namun masih dapat digunakan dalam konteks tertentu tanpa mengungkapkan informasi pribadi yang sensitif. Berikut adalah beberapa fitur utama dari solusi data masking:
- Obfuscation Data Sensitif
Salah satu teknik utama dalam data masking adalah obfuscation atau penyamaran data sensitif. Teknik ini menggantikan data asli dengan nilai fiktif yang tampak realistis namun tidak dapat digunakan atau dikenali oleh pihak yang tidak berwenang. Misalnya, nama asli “John Doe” dapat diganti menjadi “Jane Smith”, atau nomor kartu kredit yang valid dapat digantikan dengan angka acak yang tetap mempertahankan panjang dan format yang sama. Teknik ini menjaga agar format dan jenis data asli tetap terjaga tanpa mengekspose informasi pribadi atau sensitif. - Dynamic dan Static Masking
Dynamic Masking dan Static Masking adalah dua pendekatan utama yang digunakan untuk menerapkan data masking dalam berbagai konteks.
Dynamic Masking: Dalam teknik ini, data dimasking secara real-time saat pengguna mengaksesnya. Misalnya, ketika pengguna melihat data dalam aplikasi, informasi yang ditampilkan sudah dalam bentuk yang telah dimasking, sehingga data asli tidak akan terekspos. Teknik ini sangat berguna dalam lingkungan produksi di mana data sensitif harus dilindungi tetapi tetap tersedia untuk proses bisnis sehari-hari.
Static Masking: Sebaliknya, static masking digunakan untuk salinan data yang digunakan dalam pengujian atau pengembangan. Dalam hal ini, data asli diganti dengan data yang sudah dimasking sebelum digunakan dalam lingkungan yang tidak sepenuhnya aman, seperti lingkungan pengujian atau pengembangan. Ini membantu mencegah kebocoran data saat tim pengembang atau penguji bekerja dengan data. - Substitution (Penggantian Data Asli dengan Data Palsu)
Teknik substitution menggantikan data asli dengan nilai palsu yang tampaknya valid namun tidak memiliki kaitan dengan data asli. Contohnya adalah mengganti nama asli dengan nama acak yang memiliki format yang sama atau mengganti nomor identifikasi dengan nomor palsu yang mengikuti pola yang valid. Ini adalah cara yang efektif untuk menjaga keamanan data dalam pengujian atau analisis tanpa mengungkapkan informasi pribadi yang sensitif.
- Shuffling (Pengacakan Data)
Teknik shuffling atau pengacakan data digunakan untuk mengubah urutan data dalam satu kolom atau set data tanpa mengubah kontennya. Misalnya, dalam sebuah daftar alamat pelanggan, urutan alamat bisa diacak sementara konten alamat itu sendiri tetap sama. Pengacakan ini sangat berguna ketika Anda perlu menjaga kerahasiaan data tetapi masih ingin mempertahankan struktur aslinya. Teknik ini efektif dalam menjaga anonimitas data tanpa merusak fungsionalitas sistem yang memerlukannya.
- Nulling Out (Menghapus Sebagian Data)
Nulling out adalah teknik yang menghapus bagian dari data sensitif yang tidak diperlukan dan menggantinya dengan nilai kosong atau null. Misalnya, hanya menyisakan beberapa digit terakhir dari nomor kartu kredit atau menghapus sebagian informasi alamat yang tidak relevan untuk keperluan tertentu. Teknik ini berguna untuk memastikan bahwa data sensitif tidak terekspos sepenuhnya dalam situasi di mana hanya sebagian kecil informasi yang diperlukan untuk proses pengujian atau analisis.
- Encryption (Enkripsi Data)
Enkripsi adalah teknik yang mengubah data asli menjadi format yang tidak dapat dibaca tanpa kunci dekripsi. Meskipun enkripsi biasanya digunakan untuk melindungi data saat ditransmisikan atau disalin, ini juga dapat diterapkan sebagai bagian dari solusi data masking. Dengan mengenkripsi data yang disalin atau dipindahkan, hanya pihak yang memiliki kunci enkripsi yang sah yang dapat mengakses data asli, menjaga data tetap aman selama pemrosesan atau penyimpanan.
- Algoritma yang Dapat Dikustomisasi
Salah satu keunggulan dari solusi data masking adalah kemampuan untuk menyesuaikan algoritma masking yang digunakan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memilih teknik masking yang paling sesuai dengan jenis data yang mereka miliki dan tingkat keamanannya. Misalnya, perusahaan yang menangani data pribadi pelanggan dapat memilih teknik substitution atau obfuscation, sementara perusahaan yang menangani data finansial mungkin lebih memilih enkripsi atau teknik lain yang lebih ketat untuk perlindungan data.
- Kontrol yang Didorong oleh Kebijakan
Data masking dapat diatur berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi, baik itu kebijakan internal atau regulasi yang berlaku. Kebijakan ini memastikan bahwa proses masking dilakukan sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi dan mematuhi aturan hukum yang relevan, seperti UU PDP di Indonesia atau GDPR di Eropa. Pengaturan ini memungkinkan kontrol yang lebih ketat dan memastikan bahwa data sensitif tetap terlindungi di setiap tahap siklus hidupnya.
- Skalabilitas
Solusi data masking juga dirancang untuk bisa diintegrasikan dengan sistem lama, platform cloud, dan lingkungan hibrida. Hal ini memungkinkan organisasi untuk menerapkan solusi ini pada berbagai jenis infrastruktur yang ada, baik itu di lingkungan yang sudah mapan maupun yang baru berkembang. Kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai sistem dan platform membuat data masking menjadi solusi yang fleksibel dan skalabel bagi organisasi dari berbagai ukuran.
- Kepatuhan terhadap Regulasi
Salah satu tujuan utama penerapan data masking adalah untuk membantu organisasi memastikan kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data, seperti UU PDP dan GDPR. Dengan mengimplementasikan teknik data masking, organisasi dapat mengurangi risiko kebocoran data pribadi yang dapat menyebabkan pelanggaran terhadap regulasi yang mengatur perlindungan data pribadi, dan dengan demikian menghindari denda atau hukuman hukum yang mungkin timbul akibat pelanggaran tersebut.
Data Masking tidak hanya membantu organisasi menjaga kerahasiaan data sensitif tetapi juga mendukung kepatuhan terhadap regulasi yang ketat. Dengan berbagai teknik dan fitur yang ditawarkan, solusi ini sangat penting dalam melindungi data pribadi dan menjaga keamanan informasi dalam lingkungan yang lebih aman.
Bagaimana implementasinya? Begini penjelasan singkatnya.
Implementasi Data Masking di Berbagai Industri di Indonesia

Data Masking telah menjadi solusi penting dalam menjaga kerahasiaan data sensitif di berbagai industri di Indonesia. Dengan semakin ketatnya regulasi terkait perlindungan data pribadi, seperti UU PDP, perusahaan di sektor keuangan, kesehatan, dan e-commerce semakin mengandalkan teknik ini untuk melindungi informasi pelanggan dan mematuhi kewajiban hukum.
Industri Keuangan
Di sektor keuangan, data pelanggan seperti nomor kartu kredit, rekening bank, dan riwayat transaksi sangat sensitif. Dengan menerapkan data masking, lembaga keuangan dapat menjaga agar informasi pelanggan tetap terlindungi saat digunakan dalam pengujian sistem, pelatihan karyawan, atau pengolahan data lainnya. Misalnya, nomor kartu kredit yang digunakan untuk pengujian aplikasi diubah menjadi data palsu dengan format yang tetap valid, namun tidak mengungkapkan informasi asli. Hal ini mengurangi risiko kebocoran data dan mematuhi regulasi seperti UU PDP dan PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard).
Industri Kesehatan
Di sektor kesehatan, data medis pasien adalah informasi yang sangat pribadi dan dilindungi oleh regulasi ketat. Rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan menggunakan data masking untuk menyembunyikan identitas pasien selama proses penelitian atau pengujian sistem. Sebagai contoh, nama pasien dan riwayat medis mereka dapat digantikan dengan data palsu saat digunakan dalam proyek pengembangan atau analisis data, sehingga memastikan data sensitif tetap terlindungi.
Industri E-commerce
Perusahaan e-commerce di Indonesia memanfaatkan data masking untuk melindungi informasi pelanggan, seperti alamat, nomor telepon, dan riwayat pembelian. Data masking digunakan saat berbagi data dengan pihak ketiga untuk analisis atau saat pengujian aplikasi untuk memastikan bahwa data pelanggan tidak terekspos. Ini juga membantu e-commerce mematuhi regulasi terkait perlindungan data pribadi, mengingat volume transaksi dan informasi pelanggan yang sangat besar.
Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan Data Masking di Indonesia

Menerapkan data masking di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik dari sisi teknologi, biaya, maupun pengelolaan sistem yang sudah lama digunakan. Beberapa tantangan utama yang sering dihadapi organisasi adalah:
- Integrasi dengan Sistem Lama: Banyak perusahaan masih mengandalkan sistem IT yang usang, yang tidak selalu kompatibel dengan solusi data masking modern. Ini bisa menjadi hambatan besar dalam penerapan yang efektif.
- Biaya Implementasi: Khususnya bagi usaha kecil dan menengah, biaya untuk implementasi solusi data masking yang sesuai dengan regulasi bisa menjadi beban yang cukup besar.
Solusi untuk Mengatasi Tantangan Data Masking:
- Integrasi dengan Sistem Cloud: Menggunakan platform cloud memungkinkan implementasi data masking yang lebih mudah dan hemat biaya, karena cloud lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
- Penerapan Kebijakan Internal yang Ketat: Organisasi perlu memiliki kebijakan internal yang jelas dan ketat dalam mengelola data sensitif, serta melibatkan tim yang terlatih dalam implementasi solusi data masking.
Data Masking Sebagai Bagian dari Strategi Keamanan Data yang Komprehensif
Data masking menjadi solusi yang sangat penting dalam melindungi data pribadi dan sensitif di Indonesia, terutama di tengah ketatnya regulasi seperti UU PDP. Dengan menyamarkan data tanpa mengubah fungsionalitasnya, data masking membantu organisasi mengurangi risiko kebocoran data dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Di masa depan, penggunaan data masking diperkirakan akan semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya ancaman siber dan tuntutan regulasi yang lebih ketat, baik di Indonesia maupun global.
Jika Anda tertarik untuk lebih memahami penerapan data masking di bisnis Anda, kami di Weefer siap membantu. Dengan berbagai pilihan solusi IT security yang menjadi partner kami, Weefer memastikan keamanan data dan kepatuhan bisnis tetap terjaga. Konsultasi gratis dengan tim ahli kami sekarang juga!
Siap Lindungi Data Bisnis dengan Solusi Data Masking?
Manfaatkan teknologi data masking untuk menjaga data sensitif dan mematuhi regulasi seperti UU PDP.