Reorder point adalah salah satu konsep fundamental yang digunakan untuk menentukan kapan waktu ideal memesan ulang barang sebelum stok benar-benar habis. Sebab, dalam dunia manajemen persediaan, ketepatan waktu pemesanan ulang adalah faktor penting agar rantai pasok berjalan lancar.
Jika reorder point atau ROP tidak dihitung dengan tepat, perusahaan bisa menghadapi dua risiko besar. kehabisan stok (stockout) atau kelebihan stok yang tidak efisien. Maka dari itu, memahami konsep ini adalah bagian penting dari strategi inventory control yang sehat.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa itu ROP, apa fungsinya dalam sistem logistik dan gudang, hingga bagaimana cara menghitungnya menggunakan rumus yang akurat.
Apa Itu Reorder Point?

ROP atau reorder point adalah titik ambang minimal stok barang di gudang yang menjadi sinyal bagi perusahaan untuk melakukan pemesanan ulang. Dengan kata lain, ROP adalah level persediaan yang menjadi penanda bahwa jika stok turun ke angka tersebut, perusahaan harus segera melakukan restock agar tidak terjadi kekosongan stok.
Menurut Investopedia, ROP adalah jumlah minimum persediaan yang menjadi batas untuk melakukan pemesanan ulang agar perusahaan tidak kehabisan barang. Sumber lain dari Oracle NetSuite menyatakan bahwa ROP membantu memastikan agar perusahaan selalu memiliki jumlah barang yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa kelebihan stok.
Dalam jurnal ilmiah International Journal of Production Research (2022), dijelaskan bahwa ROP termasuk dalam kategori inventory control policy yang berorientasi pada kuantitas waktu dan frekuensi pemesanan, bukan hanya jumlah unit barang yang tersedia. Artinya, reorder point bukan semata perhitungan stok, melainkan bagian dari strategi logistik menyeluruh yang mempertimbangkan lead time dan variabilitas permintaan.
Apa yang dimaksud dengan reorder point secara praktis adalah keseimbangan antara menjaga kelancaran operasional dan menghindari biaya simpan yang berlebihan. Maka tak heran, ROP sangat krusial terutama dalam industri manufaktur, ritel, hingga e-commerce.
Baca juga: 10 Software Stok Barang Terbaik untuk Bisnis Anda di Tahun 2024
Fungsi Reorder Point

ROP tidak hanya berfungsi sebagai penanda waktu pemesanan ulang, tetapi juga berperan penting dalam efisiensi operasional dan pengambilan keputusan. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama ROP yang harus dipahami oleh setiap pelaku bisnis:
Mencegah kehabisan stok (Stockout)
Fungsi utama ROP adalah mencegah habisnya barang di gudang. Apabila stok telah sampai pada titik kritis, sistem akan mengirimkan sinyal sehingga tim pembelian segera memproses reorder. Hal ini sangat penting untuk menjaga ketersediaan produk bagi pelanggan dan memastikan jalannya proses produksi tidak terganggu.
Berdasarkan survei dari McKinsey & Company (2023), 73% perusahaan menyatakan bahwa kekosongan stok berdampak langsung pada loyalitas pelanggan dan kerugian pendapatan. Dengan menerapkan sistem ROP, perusahaan dapat menurunkan risiko ini secara signifikan, terutama saat permintaan pasar meningkat tiba-tiba.
Mengoptimalkan biaya persediaan
ROP membantu perusahaan dalam menyeimbangkan antara kebutuhan penyimpanan dan biaya yang dikeluarkan. Dengan titik pemesanan ulang yang tepat, perusahaan hanya akan menyimpan barang dalam jumlah yang benar-benar dibutuhkan, sehingga tidak ada pemborosan ruang gudang maupun biaya penyimpanan.
Menurut jurnal Journal of Business Logistics (2022), perusahaan yang menerapkan kebijakan ROP berbasis data berhasil menurunkan carrying cost (biaya penyimpanan) hingga 25%. Hal ini sangat membantu terutama bagi perusahaan dengan produk fast-moving atau yang memiliki keterbatasan ruang gudang.
Menentukan waktu optimal untuk restock
Fungsi lain ROP ialah sebagai pemandu atau bahkan acuan dalam memutuskan kapankah waktu yang ideal untuk dapat melakukan restock. Tanpa acuan ini, perusahaan bisa terlambat dalam memesan sehingga stok habis, atau justru terlalu cepat sehingga menumpuk dan tidak efisien.
Maksud reorder dalam konteks ini adalah mengatur pemesanan secara terencana, bukan sekadar reaktif. Ketika sistem mendeteksi stok berada di titik reorder point, maka proses permintaan pembelian bisa langsung diproses sesuai prosedur, memungkinkan ketepatan waktu kedatangan barang yang lebih baik.
Mendukung perencanaan produksi dan forecasting
Dalam perusahaan manufaktur, ROP juga mendukung kelancaran perencanaan produksi. Ketika bahan baku selalu tersedia tepat waktu, maka proses produksi dapat berjalan sesuai jadwal tanpa hambatan. Dampaknya secara langsung berkaitan dengan produktivitas dan pemenuhan target produksi.
Studi Operations Management Journal (2021) menunjukkan bahwa perusahaan yang mengintegrasikan metode ROP dalam sistem perencanaan produksinya mengalami peningkatan efisiensi hingga 31%. Ini membuktikan bahwa ROP bukan hanya urusan gudang, tetapi juga pilar penting dalam supply chain management secara keseluruhan.
Meningkatkan akurasi dan efisiensi sistem ERP
Dalam sistem digital modern, ROP menjadi salah satu komponen penting dalam modul inventory pada ERP (Enterprise Resource Planning). Sistem seperti SAP S/4HANA memungkinkan perusahaan mengatur parameter ROP secara otomatis berdasarkan histori penjualan, tren permintaan, dan kondisi real-time di gudang.
Fungsi ini membantu perusahaan menghindari pengambilan keputusan berbasis asumsi. Dengan adanya sistem yang mampu memberikan peringatan otomatis saat stok mendekati ROP, efisiensi operasional meningkat, dan pengadaan menjadi lebih responsif. Menurut laporan dari Gartner Supply Chain Insights (2022), perusahaan yang memanfaatkan ERP dengan modul ROP otomatis memiliki akurasi stok 37% lebih tinggi dibandingkan yang masih menggunakan metode manual.
Cara Menghitung Reorder Point
Bagaimana rumus reorder point? Untuk menghitung ROP, ada beberapa pendekatan berikut yang lazim dipakai di berbagai jenis industri dan perusahaan:
Rumus dasar Reorder Point
Secara umum, rumus dasar yang dipakai dalam perhitungan ROP yakni sebagai berikut:
- Lead Time: waktu (dalam hari) yang dibutuhkan sejak pemesanan dilakukan hingga barang tiba.
- Rata-Rata Permintaan Harian: kuantitas barang yang terpakai atau terjual setiap harinya.
Contoh perhitungan:
Jika rata-rata permintaan harian = 100 unit, serta lead time dari supplier = 5 hari, maka hitungan ROP = 5 × 100 = 500 unit. Dari sini berarti, apabila stok barang sudah tersisa 500 unit, harus segera memproses pemesanan ulang sehingga dapat memastikan barang baru telah tiba sebelum stok benar-benar habis.
Penjelasan ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam artikel oleh Oracle NetSuite (2023), yang menyatakan bahwa ROP digunakan untuk menciptakan proses pemesanan otomatis dan mencegah gangguan operasional karena kekurangan stok.
Menambahkan safety stock
Pada kebanyakan kasus, lead time ataupun permintaan harian bersifat fluktuatif dan tidak selalu stabil. Maka dari itu, perusahaan butuh safety stock untuk antisipasi ketidakpastian permintaan maupun keterlambatan pasokan. Maka, rumusnya menjadi:
Contoh Kasus dengan Safety Stock:
- Permintaan harian: 100 unit
- Lead time: 5 hari
- Safety stock: 200 unit
Maka:
ROP = (5 × 100) + 200 = 700 unit
Dengan begini, Anda memiliki stok cadangan yang cukup apabila terjadi lonjakan permintaan atau keterlambatan pengiriman.
Dilansir Journal of Operations Management (2021) menyebutkan bahwa perusahaan yang menerapkan safety stock dalam perhitungan ROP mampu menghindari 80% kejadian stockout saat menghadapi ketidakpastian pasar.
More to read/source: Zoho
Kesimpulan
Reorder point adalah elemen krusial dalam strategi manajemen persediaan modern. Dengan menentukan titik pemesanan ulang secara akurat, perusahaan bisa menghindari risiko kehabisan stok, mengurangi biaya penyimpanan, dan menjaga kelancaran proses produksi. Fungsi ROP mencakup kontrol efisiensi, penentuan waktu restock, dan perencanaan inventaris jangka panjang.
Bagi perusahaan yang ingin mengelola ROP dengan lebih efisien, integrasi sistem ERP seperti SAP S/4HANA dapat menjadi solusi yang ideal. Dengan kemampuan analitik real-time, sistem ini dapat membantu perusahaan menghitung ROP secara otomatis dan menyesuaikan stok berdasarkan kondisi aktual. Konsultasikan lebih lanjut tentang SAP S/4HANA di sini.
Tingkatkan Akurasi Reorder Point dengan SAP S/4HANA
Kelola level persediaan secara presisi dan otomatis. SAP S/4HANA membantu Anda menentukan reorder point yang tepat dengan data real-time dan analitik cerdas.