Pernah mendengar istilah lean manufacturing tetapi belum benar-benar memahaminya? Anda tidak sendiri. Di tengah persaingan industri yang makin ketat dan kebutuhan efisiensi yang semakin tinggi, banyak perusahaan mulai melirik pendekatan ini sebagai strategi andalan.
Lean manufacturing bukan sekadar konsep keren, tapi merupakan metode yang terbukti mampu memangkas pemborosan, meningkatkan produktivitas, dan membuat proses kerja menjadi lebih ramping dan tepat sasaran. Dalam artikel ini, Anda akan mengenal lebih dekat apa itu lean manufacturing dan strategi jitunya yang relevan untuk diterapkan di tahun 2025!
Apa Itu Lean Manufacturing?
Lean manufacturing adalah sebuah approach yang goalnya untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan mengurangi pemborosan proses produksi. Konsep ini pertama kali digagas oleh Toyota melalui Toyota Production System (TPS) yang kemudian diadopsi secara luas di berbagai industri secara global.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Procedia Engineering, lean manufacturing adalah “konsep yang dikembangkan untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya melalui minimalisasi pemborosan” . Approach ini menekankan pada konsep efisiensi operasional yang tujuannya mengidentifikasi dan mengeliminasi aktivitas yang tidak menambah nilai dalam proses produksi.
Sementara itu, TechTarget, sebuah situs web teknologi informasi terkemuka, mendefinisikan lean manufacturing sebagai “metodologi yang berfokus pada meminimalkan pemborosan dalam sistem manufaktur sambil secara bersamaan memaksimalkan produktivitas” . Simpelnya, pemborosan menjadi segala sesuatu yang tidak menambah nilai bagi customer dan makanya musti dihilangkan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip lean manufacturing, perusahaan bisa melakukan efisiensi operasional, mengurangi cost, dan meningkatkan kualitas produk, dan pada akhirnya memberikan nilai lebih kepada customer.
5 Prinsip Lean Manufacturing
Dalam lean manufacturing, segala proses produksi harus difokuskan pada value alias nilai yang benar-benar penting bagi pelanggan. Tapi bagaimana caranya memastikan proses itu berjalan ramping dan efektif? Di sinilah lima prinsip utama lean manufacturing memainkan perannya. Yuk, kita bahas satu per satu!

Menentukan Nilai (Define Value)
Yang satu ini menekankan bahwa nilai ditentukan oleh customer, bukan oleh perusahaan. Artinya, Anda harus benar-benar paham apa yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan dari produk atau layanan Anda. Apakah itu kecepatan? kualitas? harga yang kompetitif?
Dengan mengetahui nilai yang dicari pelanggan, Anda bisa lebih fokus hanya pada aktivitas yang menghasilkan nilai itu. Semua aktivitas lain yang tidak memberikan kontribusi langsung ke value, misalnya penumpukan stok berlebihan atau proses tunggu yang panjang sebaiknya dieliminasi.
Pemetaan Alur Nilai (Map the Value Stream)
Setelah tahu apa yang dianggap bermanfaat oleh pelanggan, langkah berikutnya Anda bisa memetakan seluruh rangkaian proses produksi dari hulu ke hilir. Ini disebut value stream mapping.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi:
- Aktivitas yang menambah nilai
- Aktivitas yang tidak menambah nilai tapi perlu (misalnya pemeriksaan kualitas)
- Aktivitas yang tidak menambah nilai sama sekali
Setelah mapping, perusahaan bisa mulai menekan atau bahkan membuang aktivitas yang tergolong pemborosan (waste) untuk mempercepat proses dan mengurangi cost produksi.
Menciptakan Alur Produksi yang Lancar (Create Flow)
Kalau sudah tahu mana proses yang penting, saatnya menyusun ulang alur kerja agar semuanya bisa berjalan lancar tanpa hambatan atau penundaan.
Dalam praktiknya, ini bisa berarti:
- Menata ulang layout pabrik agar bahan baku tidak harus berpindah tempat terlalu jauh
- Menghilangkan proses approval yang berlapis-lapis
- Mengurangi waktu tunggu antar-departemen
Tujuannya sederhana, setiap tahapan produksi harus mengalir mulus tanpa jeda yang tidak perlu.
Menggunakan Sistem Tarik (Establish Pull System)
Berbeda dengan sistem tradisional yang menggunakan push system (produksi berdasarkan prediksi), lean manufacturing adalah strategi yang mendorong penggunaan pull system. Artinya, produksi hanya dilakukan saat ada permintaan nyata dari pelanggan.
Dengan sistem ini:
- Overproduksi bisa dicegah
- Inventaris jadi lebih ramping
- Proses jadi lebih responsif terhadap kebutuhan pasar
Contoh nyatanya? Sistem just-in-time (JIT) yang populer di Jepang. Barang diproduksi sesuai kebutuhan tidak lebih, tidak kurang.
Perbaikan Berkelanjutan (Pursue Perfection)
Lean manufacturing tidak berhenti di satu titik. Prinsip terakhir ini menekankan pada budaya kaizen, yaitu perbaikan terus-menerus yang melibatkan semua level karyawan.
Dalam praktiknya:
- Setiap yang terlibat harus memberikan sumbangsih perbaikan sekecil apapun
- Tim rutin mengevaluasi proses dan mencari cara membuatnya lebih baik
- Tujuannya bukan sekedar efisien, tapi juga tangguh dan adaptif
Dengan mindset ini, perusahaan akan terus berkembang dan siap menghadapi perubahan apapun di masa depan.
3 Prinsip Lean Manufacturing Tambahan yang Juga Penting! (2025)

Selain lima prinsip utama lean manufacturing yang sudah dikenal luas, masih ada tiga konsep penting tambahan yang sering dipraktikkan dalam sistem lean, terutama yang berasal dari akar Toyota Production System (TPS). Ketiganya adalah Muda, Jidoka, dan Heijunka. Meski bukan bagian dari “lima prinsip lean” versi standar, ketiganya sangat krusial untuk memahami esensi lean secara menyeluruh.
Muda (Pemborosan)
Muda ialah term dalam bahasa Jepang yang artinya pemborosan. Dalam lean manufacturing, muda berkaitan dengan segala aktivitas yang menghabiskan sumber daya tetapi tidak memberikan added value kepada customer.
Terdapat 8 jenis pemborosan yang umum diidentifikasi dalam lean:
- Overproduction – memproduksi lebih dari yang dibutuhkan
- Waiting – waktu tunggu antara proses
- Transportation – perpindahan barang yang tidak efisien
- Overprocessing – langkah kerja yang berlebihan
- Inventory – stok berlebih
- Motion – hal-hal terutama gesture yang tidak perlu dari pekerja
- Defects – produk cacat yang butuh rework
- Unused talent – potensi atau ide karyawan yang tidak dimanfaatkan
Dengan memahami muda, perusahaan dapat lebih fokus mengidentifikasi titik-titik pemborosan yang bisa dihilangkan untuk meningkatkan efisiensi.
Jidoka (Otomatisasi dengan Sentuhan Manusia)
Jidoka secara sederhana berarti “otomatisasi dengan kesadaran”. Konsep ini menekankan bahwa:
- Mesin dan sistem harus bisa berhenti otomatis saat ada masalah
- Manusia tetap dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan penting
Goal jidoka ialah demi menjamin kualitas di setiap tahap produksi, bukan hanya di akhir saja. Misalnya, jika ada cacat di satu bagian, sistem akan otomatis berhenti, dan operator akan menyelesaikan masalah terlebih dahulu sebelum melanjutkan produksi.
Dengan jidoka, lean tidak cuma fokus di bidang efisiensi, tapi juga kepastian produksi berkualitas tinggi yang lebih konsisten.
Heijunka (Perataan Produksi)
Produksi kadang naik-turun sesuai lonjakan permintaan. Nah, heijunka adalah strategi untuk meratakan beban kerja dan produksi agar tidak terjadi fluktuasi ekstrem.
Manfaat heijunka:
- Menghindari overwork (muri) dan stres berlebih di pabrik
- Mempermudah penjadwalan dan alokasi tenaga kerja
- Meningkatkan stabilitas supply chain
Dengan heijunka, proses produksi jadi lebih stabil, bisa diprediksi, dan siap menghadapi permintaan yang berubah-ubah, tanpa harus lembur atau menimbun stok.
Ketiga prinsip tambahan ini memperkuat filosofi lean: produksi yang efisien, berkualitas, stabil, dan minim pemborosan. Kalau lima prinsip utama adalah kerangka strategisnya, maka muda, jidoka, dan heijunka adalah fondasi budaya dan teknis yang menopang keberhasilannya di lapangan.
Strategi Lean Manufacturing Modern dengan SAP S/4HANA
Di era digital seperti sekarang, lean manufacturing adalah strategi yang tidak cukup hanya dengan niat dan whiteboard. Butuh alat bantu yang canggih, real-time, dan terintegrasi. Di sinilah peran software ERP modern seperti SAP S/4HANA jadi game changer buat perusahaan yang ingin menjalankan strategi lean dengan lebih efektif.
Implementasi lean manufacturing di 2025 tidak bisa lepas dari peran teknologi. SAP S/4HANA hadir sebagai mitra strategis yang membantu perusahaan menjadi lebih gesit, efisien, dan customer-centric.
Dengan kombinasi antara prinsip lean yang solid dan dukungan ERP yang canggih, Anda tidak hanya menghemat biaya tapi juga membangun fondasi bisnis yang kuat dan berkelanjutan di tengah persaingan global.
Siap menyederhanakan proses dan meningkatkan nilai? Waktunya bertransformasi secara lean dengan teknologi sebagai enabler utamanya.
Siap Terapkan Lean Manufacturing dengan Sistem yang Lebih Cerdas?
Manfaatkan modul Production Planning (PP) dan Manufacturing Execution di SAP S/4HANA untuk mendukung proses lean manufacturing—dari perencanaan produksi, pemantauan work center, hingga eliminasi waste secara real-time dan terukur.