Pengertian Laporan Laba Rugi, Manfaat, Tujuan dan Contoh Lengkapnya

Mohamad Krisna

Share on:

Pengertian laporan laba rugi — Dilansir dari Investopedia.com, laporan laba rugi adalah laporan mengenai kondisi keuangan perusahaan dalam periode akuntansi tertentu.

Laporan tersebut berisi rincian pendapatan, biaya yang dikeluarkan perusahaan, dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan perusahaan. Laporan ini biasa juga disebut sebagai income statement atau profit and loss statement.

Laporan laba rugi sering digunakan sebagai bahan laporan keuangan yang akan ditunjukkan kepada penanam modal. Agar, investor dapat menganalisis dan memahami performa perusahaan.

Pemilik bisnis juga akan lebih memahami bisnis mereka dapat menghasilkan keuntungan atau justru sedang merugi saat itu. Laporan ini sering menjadi acuan seberapa efisien perusahaan mendapat laba dari seluruh total pemasukan.

Baca Juga: Pengertian Laporan Keuangan, Jenis, dan Cara Menyusunnya

Tujuan Laporan Laba Rugi

Tujuan utama laporan laba rugi adalah untuk membantu memahami efektivitas perusahaan dari segi nilai dan biayanya.

Pemilik bisnis dapat menggunakan laporan ini untuk melihat laba atau rugi perusahaan. Sehingga, dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan dan evaluasi bisnis.

Tujuan lain laporan laba rugi ialah:

  1. Menghitung besaran pajak perusahaan.
  2. Sumber informasi tentang laba atau rugi yang diterima perusahaan dalam periode tertentu.
  3. Bahan referensi bagi pemilik bisnis dalam mengambil keputusan di periode yang akan datang.
  4. Indikator perkembangan perusahaan dan model bisnis yang sedang dijalankan.
  5. Mengukur efektivitas perusahaan.

Manfaat Income Statement

Laporan laba rugi harus dibuat rutin setiap bulan atau pada akhir periode akuntansi yang ditentukan. Tentunya, menyesuaikan dengan ketentuan yang telah disepakati. Dalam pembuatannya laporan ini harus melalui perhitungan yang detail dan teliti.

Lalu, apa saja manfaat laporan laba rugi perusahaan? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

#1 Bahan Evaluasi Keuangan dan Kinerja

Income statement sangat bermanfaat sebagai bahan evaluasi. Terutama evaluasi yang berkaitan dengan kinerja dan keuangan perusahaan.

Berdasarkan laporan ini, anda dapat melihat apakah perusahaan sedang mengalami untung atau kerugian. Sehingga, anda dapat memprediksi apakah perusahaan tersebut dapat meningkat prospeknya.

Agar dapat dijadikan bahan evaluasi, laporan ini juga harus tercatat dengan setiap transaksi yang ada. Supaya setiap data finansial yang tercantum jelas asal usulnya. Hal ini berguna agar proses evaluasi dapat berjalan secara menyeluruh.

#2 Mengetahui Perkembangan Perusahaan

Dari laporan keuangan dan laba rugi yang ada, anda dapat mengukur perkembangan sebuah perusahaan.

Peningkatan laba bagi perusahaan berarti perusahaan kemungkinan besar memiliki prospek yang bagus di masa depan. Terlebih, apabila perusahaan sedang giat melakukan ekspansi bisnis. Yang tentu saja akan meningkatkan produksi dan kualitas SDM perusahaan.

Dalam income statement baik investor dan pemilik perusahaan dapat melihat pengeluaran yang dinilai efektif dan mana yang tidak.

Informasi efektivitas penggunaan dana tersebut bisa menjadi pedoman kebijakan dan langkah yang harus diambil perusahaan pada periode selanjutnya.

#3 Menilai Risiko Masa Depan

Ada kalanya perusahaan yang sedang mengalami kerugian, membutuhkan laporan income statement untuk mengetahui nilai risiko perusahaan di masa depan.

Risiko yang terukur dengan jelas dapat mempermudah manajemen perusahaan untuk menemukan solusi tepat. Setiap bisnis pasti memiliki risiko, untuk itu penting bagi perusahaan untuk meminimalkan risiko seefektif mungkin.

#4 Menjadi Pedoman Kebijakan

Fungsi lain dari laporan laba rugi yang tidak kalah penting adalah sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan. Misal, dalam laporan ternyata yang menyebabkan kerugian adalah alat produksi yang dibeli sering rusak.

Maka berdasarkan data tersebut, perusahaan dapat mengganti alat produksi dengan yang lebih baik. Sehingga, dapat lebih menguntungkan bagi perusahaan.

Komponen Penting dalam Laba Rugi

Setiap perusahaan pasti memiliki jenis operasi dan model bisnis yang berbeda. Hal ini membedakan laporan income statement antara satu perusahaan dengan yang lainnya.

Namun, secara umum laporan mengenai laba rugi perusahaan memiliki beberapa komponen penting sebagai penyusunnya. Komponen penting tersebut sebagai berikut.

1. Pendapatan (Revenue)

Komponen yang wajib tercantum dalam laporan laba rugi yang pertama adalah pendapatan atau revenue. Komponen ini merupakan nilai pendapatan perusahaan atas penjualan produk dan penyediaan jasa.

Komponen ini berisi informasi mengenai peningkatan aktiva berdasarkan operasional yang dimiliki perusahaan.

2. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga pokok penjualan merupakan perbandingan harga jual dari produk yang telah siap untuk dipasarkan. Umumnya, HPP disebut juga sebagai Cost of Sales jika perusahaan bergerak di bidang jasa.

Nilai HPP didapat berdasarkan gabungan biaya langsung seperti bahan mentah, suku cadang, tenaga, dan biaya pembuatan sebuah produk dengan depresiasi.

3. Laba Kotor (Gross Profit)

Dalam laporan laba rugi wajib memiliki informasi laba kotor yang diperoleh perusahaan. Nilai laba kotor didapatkan dari pengurangan HPP dengan pendapatan penjualan perusahaan.

4. Biaya Marketing

Biaya marketing bagi sebuah perusahaan mencakup biaya pemasaran, periklanan, dan promosi dari produk yang akan dipasarkan.

Biaya marketing sering pula dikelompokkan bersama sebagai biaya yang terkait dengan penjualan.

5. Beban Umum dan Administrasi

Komponen ini berisi semua biaya yang tidak langsung dari penjualan dan administrasi ketika perusahaan menjalankan bisnis. Seperti misal gaji, upah, atau biaya sewa kantor.

6. EBITDA

EBITDA (atau singkatan dari Earnings Before Taxes, Depreciation, and Amortization) merupakan komponen yang berarti penghasilan sebelum bunga, pajak, penyusutan (depresiasi), dan amortisasi. Komponen ini dihitung berdasarkan pengurangan beban umum dan administrasi perusahaan terhadap laba kotor.

7. Penyusutan (Depresiasi) dan Amortisasi

Komponen depresiasi dan amortisasi adalah total aset perusahaan. Aset yang dimaksud berupa properti, alat produksi dan pabrik. Manajemen perusahaan perlu mengerti nominal aset perusahaan yang mengalami penyusutan dan amortisasi.

8. Pendapatan Operasional (Earnings Before Interest and Taxes)

Pendapatan operasional lebih dikenal dalam istilah keuangan dengan EBIT. Yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum pendapatan non-operasional, biaya non-operasional, bunga, dan pajak yang dikurangkan pendapatan perusahaan.

9. Pendapatan Sebelum Pajak (Earnings Before Tax)

Pendapatan sebelum pajak merupakan komponen subtotal terakhir sebelum laporan nominal laba bersih. Komponen ini didapatkan dengan mengurangkan beban bunga dari pendapatan operasional.

10. Pajak

Pajak maksudnya adalah pajak yang dibebankan pada pendapatan sebelum kena pajak, atau disebut juga pajak pendapatan. Komponen beban pajak biasanya berisi beban pajak saat ini dan beban pajak di masa depan.

11. Pendapatan Bersih

Tidak lupa komponen terakhir berupa pendapatan bersih. Komponen pendapatan bersih dihitung berdasarkan pengurangan pajak pendapatan dari pendapatan sebelum pajak.

Pendapatan bersih adalah unsur yang dapat menggambarkan apakah perusahaan sedang mengalami keuntungan atau menderita kerugian.

Contoh Laporan Laba Rugi

Terdapat dua jenis laporan laba rugi, yaitu laporan single step dan laporan multi step. Berikut ini contoh berdasarkan dua jenis tersebut.

Laporan Single Step

laporan laba rugi sederhana

Laporan Multi Step

laporan laba rugi multi step

Kesimpulan

Laporan laba rugi merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan perusahaan. Selain sebagai laporan internal, laporan tersebut juga menjadi pedoman bagi penanam modal, vendor, hingga kreditor.

Setiap pengeluaran dan pemasukan yang diterima bisnis harus tercatat dan dapat dipertanggungjawabkan. Agar, bisnis dapat berjalan dan memenuhi tujuannya yang telah disepakati secara optimal.

Mohamad Krisna

Share on:

Categories: (1)

Karyawan
To the top